Rabu, 20 April 2011

Perjalanan Waktu

Perjalanan waktu adalah sebuah konsep berjalan maju atau mundur ke titik berbeda dalam waktu, mirip seperti kita bergerak dalam ruang.
Manusia nyatanya selalu berjalan dalam waktu; dalam cara segaris, dari waktu sekarang ke masa depan per satuan waktu sampai kematiannya. Beberapa teori, yang paling terkenal adalah relativitas khusus dan umum, menyarankan bahwa geometri yang tepat dari ruang-waktu, atau beberapa jenis gerakan dalam ruang, dapat memungkinkan kita berjalan ke masa lampau dan masa depan bila geometri atau gerakan ini memungkinkan. Telah dipastikan bahwa efek relativitas dan gravitasional dilasi waktu dapat menyebabkan sebuah pejalan untuk mulai dan kembali di titik awal yang tetap diam, untuk tiba pada waktu yang lebih jauh ke masa depan yang bingkai referensi dari subyektif waktu terlalui mereka indikasikan.
Dalam fisika, konsep perjalanan waktu telah digunakan untuk memeriksa konsekuensi teori fisika seperti relativitas khusus, relativitas umum dan mekanika kuantum. Tidak ada bukti eksperimen dari perjalanan waktu, dan juga tidak dimengerti apakah teori fisika sekarang ini mengijinkan perjalan waktu dalam segala bentuk. Namun, ada teori yang mengijinkan tentang kemungkinan melipat waktu untuk meloncat dari suatu titik ke titik lainnya. Sumber

Sistem Perjalanan Waktu

Petunjuk Al Qur-an
Sebagaimana telah faham, bahwa ketetapan Allah adalah pasti, yaitu diakhir zaman akan Allah tegakkan Daulah Islam Dunia dengan KekuasaanNya sebagaimana tersebut dalam al Qur-an Surah At-Taubah Ayat 33 dan Hadits Shohih Riwayat Muslim dari jalan Syadad bin Aus dan Tsauban dan ini tidak mungkin dapat dipungkiri oleh ummat manusia. Dan bagi hamba Allah yang beriman dan faham , sudah pasti tahu terhadap berbagai ujian yang harus ditempuhnya seperti tertuang pada al Qur-an Surah Muhammad Ayat 31. Disinilah kunci utama yang harus menjadi "pegangan dan panduan", yaitu System menurut al Qur-an Surah Al-Furqon Ayat 52 dan cara mencermati waktu menurut panduan al Qur-an Surah Al-'Ashr Ayat 1-3; Karena Allah telah menjelaskan dalam petunjukNya di Surah Al-A'rof Ayat 185, sebagai berikut :
"Apakah mereka tidak memperhatikan kepada kerajaan langit-langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan (perhatikan juga) bahwa boleh jadi adalah sungguh telah dekat waktu kebinasaan mereka? Maka perkataan yang manalah lagi sesudah (al Qur-an) ini mereka akan beriman?".

PembahasanAyat tersebut merupakan ancaman atau peringatan yang ditujukan kepada kafirin dari Ahli Kitab (Keuskupan Vatikan) dan Musyrikin (UNO), bahwa "nafsu angkara murka telah sampai kepada batas ketentuan", maka berarti bahwa segala rahasia dan berbagai bentuk kompensasi mereka kepada ummat sedunia telah terbuka dan inilah yang mereka takuti berdasarkan penjelasan al Qur-an Surah At-Taubah Ayat 64.
Kondisi tersebut akan diperburuk dengan kerapuhan program mereka sendiri sebagaimana al Qur-an Surah An-Nahl Ayat 26 menjelaskannya, yang dilandasi dengan hati yang kotor yang menghancurkan rencana unggulan mereka sendiri dengan keterangan dari al Qur-an Surah At-Taubah Ayat 109-110; Inilah sebagai bukti  kenyataan ketentuan Allah bahwa betapapun padat dan rapatnya rencana dan tipu daya kafirin untuk menghancurkan Islam dan ummat Islam, kesemuanya itu adalah ibarat "fatamorgana di padang pasir" yang diistilahkan dalam al Qur-an Surah An-Nur Ayat 39.
Maka dalam menata perjalanan waktu untuk menjemput janji Allah, yang harus dilakukan adalah :
A. Kemauan dan kemampuan untuk mewaspadai diri terhadap menerima dan melaksanakan Kebenaran Islam, sehingga dapat dirasakan betul antara dorongan nafsu dengan dorongan iman yang tersimpan dalam al'aqlu seperti terungkap dalam al Qur-an Surah Al-Anfal Ayat 24.
B. Memelihara diri untuk tidak mempermasalahkan terhadap keberadaan firqoh yang terjadi dalam kalangan ummat Islam, karena masalah hak penyelesaian adalah  dalam urusan Allah, hal ini terdapat dalam al Qur-an Surah Al-An'am Ayat 159.
C. Mewaspadai terhadap orang-orang Islam yang terjebak menjadi kaum seperti yang diterangkan dalam al Qur-an antara lain yaitu, Surah Al-Anfal Ayat 21 dan 23 sebagai kaum sceptisisme, Surah Al-Anfal Ayat 47 sebagai kaum agnotisisme, Surah Al-An'am Ayat 116 sebagai kaum eklektisisme, Surah Ad-Dahr Ayat 27 sebagai kaum hedonisme dan Surah Al-Jatsiyah Ayat 23 dan 24 sebagai kaum logika. Karena keadaan mereka merupakan peluang besar untuk dimanfaatkan fihak kafirin dalam polanya antara lain seperti, "pemanfaatan situasi, pemanasan situasi, tempa besi selagi panas dan mencari kambing hitam", mengingat bahwa kondisi lingkungan yang terkontaminasi oleh Pola System Kafir, seperti  yang dijelaskan al Qur-an Surah Al-Baqoroh Ayat 204, 205 dan 206.
D. Dituntut ke-peka-an hati terhadap bujuk rayu dan tipuan dari orang-orang yang berwajah dua, yang pasti muncul dalam kondisi masyarakat yang mengglobal seperti diberitakan dalam al-Qur-an Surah An-Nisa Ayat 91 dan Hadits Shohih Riwayat Al-Bukhori-Muslim dari Abi Huroiroh.
Kesemuanya tersebut adalah merupakan tanda, bahwa pertolongan Allah sudah dekat sebagaimana al Qur-an Surah Al-Baqoroh Ayat 214 menjelaskannya dan masa "Pergantian" wajib menjadi idaman utama para Al'Arif, karena sebenarnya hal tersebut hanya akan terjadi berdasarkan Ketentuan dan Ketetapan Allah dan bukan keputusan manusia.
Sumber : Di sini